Kimia

Pertanyaan

bagian terbesar dari kimia nuklir adalah..

1 Jawaban

  • FILSAFAT NUKLIR


    PENDAHULUAN

    Ilmu Kimia merupakan bagian dari Ilmu-ilmu Eksakta, yang dikenal dengan ilmu pengetahuan Alam (science). Dalam ilmu Kimia kita mempelajari unsur dan senyawa yang terdapat di alam, reaksi-reaksi / proses-proses kimia, baik proses/reaksi yang alami maupun yang sintetis atau buatan, juga mempelajari mineral-mineral dalam alam. Ilmu Kimia sebenarnya sangat dekat dengan kehidpan manusia. Bagi sebagian masyarakat jika mendengarkan kata kimia, langsung berpikir yang negative. Misalnya Kimia itu adalah suatu zat yang bisa merusak, menghancurkan serta segala sesuatu yang berbahaya.
    Ilmu Kimia itu sendiri terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya adalah Kimia Oganik, Kimia Anorganik, Biokimia, Kimia Fisika, Kimia Nuklir (inti), Kimia terapan yang mencakup banyak ilmu-ilmu terapan, misalnya Kimia Polimer, Kimia Bahan Alam, Kimia Medisinal, dan lain-lain. Ilmu Kimia sebenarnya adalah pusat dari ilmu-ilmu alam, mengapa demikian?
    Pada bagian Ilmu Kimia Organik adalah ilmu yang mempelajari segala suatu yang berkaitan dengan organ, organ hanya dimilki mahluk hidup. Jadi ilmu Kimia Oganik adalah ilmu yang berkaitan dengan kehidupan/mahluk hidup. Misalnya manusia, hewan dan tumbuhan dapat dikatakan adalah senyawa Kimia Organik, karena materi penyusun pada manusia, hewan dan tumbuhan adalah senyawa-senyawa organik. Seperti unsur Karbon, Hidrogen dan Oksigen adalah unsur-unsur terbesar sebagai penyusun materi pada tubuh mahluk hidup. Sedangkan Kimia Anorganik adalah yang non hidup, misalnya logam dan yang lain. Biokimia adalah pelajaran antara hubungan ilmu kimia dengan ilmu Biologi; Kimia Fisika, hubungan ilmu Kimia dengan ilmu Fisika, misalnya elektron. Dan Kimia Nuklir (inti) adalah yang mempelajari tentang inti atom, dimana atom adalah partikel penyusun materi terkecil dari semua materi yang ada di dalam alam.

    Dasar pemikiran
    Kimia Nuklir (Nuclear) berasal dari kata Nucleon, yang artinya inti. Jika mendengar kata Nuklir, otomatis di kepala membayangkan segala sesuatu yang membahayakan. Oleh sebab itulah mengapa penulis mengangkat tema ini sebagai pembahasan dalam tinjauan ilmu Filsafat.
    Nuklir, berbahaya? Pada masa Perang Dunia II untuk menaklukkan Negara Jepang maka negara sekutu yang dipelopori oleh Amerika sebagai Negara adikuasa menjatuhkan bom atom di Hirosyima dan Nagasaki, yang radiasi unsur radioaktifnya mencapai ribuan kilometer. Saat itu penduduk kedua kota tersebut sebagian besar meninggal dunia karena terkena radiasi zat radioaktif yang mematikan. Bertolak dari peristiwa tersebut yang selalu merupakan sorotan bagi masyarakat adalah bahayanya suatu ilmu yang disebut Nuklir. Di dalam masyarakat awam jikakalau ditanyakan kepada mereka tentang apa yang diketahui atau pendapatnya tentang atom/nuklir? Pasti jawaban yang muncul adalah Bom Atom/Bom Nuklir, karena dampak bahayanya yang sangat besar dan menimbulkan kerusakan di muka bumi.
    Di Indonesia, paradigm tentang ilmu nuklir yang sebenarnya belum memasyarakat. Paradigma lama yang menyatakan bahwa dampak nuklir dapat merusak dan membahayakan kehidupan manusia itu masih belum bisa lepas dari pemikiran masyarakat awam. Padahal kalau mereka mau melihatnya dalam kacamata perspektif ilmu, maka pemikiran lama akan luntur secara drastis.
    Pada hakekatnya ilmu Nuklir justru dapat sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, dan dapat dikembangkan untuk kemaslahatan umat manusia, serta dapat bersahabat dengan alam. Tergantung juga pada manusianya, manusia yang mana yang menggunakan nuklir tersebut. Oleh sebab itulah penulis mengangkat tema tentang bagaimana tinjauan ilmu Nuklir dalam pandangan filsafat secara Ontology, Epistemology, dan axiology.
    Cari yang penting

Pertanyaan Lainnya